Search Icon

Sunday, April 17, 2016

Jejak Langkah Awal April

   
Melky Rahmat Azi - Tepatnya 7 hari yang lalu, pikirku bertentangan dengan apa yang sudah terjadi hingga seperti sekarang ini. Bermain bersama mereka adalah hal yang menciutkan hati. Bagaimana mungkin aku harus ber-alih propesi pada aliran musik seperti ini, bagaimana mungkin aku mampu menghapal 2 lagu dalam kurang waktu satu minggu, dan bagaimana mungkin juga seorang pendengar pianis klasik memainkan alur bass Hardcore yang sama sekali bukan bagian dari musik lemah lembut kesukaanku sendiri.

Awalnya: mengakrabkan diri pada mereka, ingin memper'erat silaturahmi, bertanya-tanya kabar, dan tanya lalu-lalang lainnya (Semakin banyak orang yang aku kenal, maka semakin banyak juga ilmu dan pengetahuan yang kan ku dapat). Mereka sangat baik, membiarkan pemuda yang masih blank dalam dunia musik meliput aktifitasnya. Satu, Dua, Tiga hari aku menghampiri mereka di tempat biasa mereka menghuni, membuat konsep musik yang semenarik mungkin. Dan, kebetulan juga pemain bass dari band mereka tidak bisa hadir ke acara musik yang akan berlangsung pada 17 April 2016.  Sontaklah mulutku berucap:

"Aku mampu keluar dari zona nyaman, asalkan bawa aku ke dunia kalian"!

Mendengar pernyataan yang terlontar sesederhana itu, tentu saja mereka meng'Iya'kan apa yang aku inginkan. Dan, aku harus mengisi kekurangan yang mereka butuhkan.

Jejak Langkah Awal April

Disinilah perang dimulai. Sebenarnya aku tak mengerti sedikit pun dengan musik-musik seperti ini, sebenarnya aku lebih cenderung dengan musik-musik sederhana (easy listening) yang nyaman dan lebih ramah di telinga (musik yang hampir banyak disukai semua orang). Bukan berarti aku tak menghargai musik yang mereka gemari, dan bukan pula mendengar musik mereka dengan sebelah telinga. Kenyataannya adalah sanggup atau tidak sanggup aku mengikuti permainan mereka.
Melky Rahmat Azi
Ah,,,, sudahlah, bukan alasan: walaupun waktu tak memberiku banyak lebih, walaupun jari ini belum terbiasa memainkan gitar, dan walaupun sama sekali aku tidak menyukai jenis musiknya, tapi aku HARUS MENGHADAPINYA. Tujuanku kan seperti ini, ini kan yang aku harapkan, memasuki dunia mereka, memperlakukan mereka dengan baik, begitu pun sebaliknya.
Melky Rahmat Azi
Take Screen by @saimaasshara
2 Hari sebelum aku dan OurNoise berada di panggung: Wajah-wajah mereka terlihat kecewa, aku pun juga. Kualitas musik yang akan kami tunjukan belum menuju puncaknya, terdengar beberapa kekosongan yang seakan hambar. "Mungkin karena adanya fersonil baru", Pikirku berkecil hati. Tapi tak apalah bagiku, tidak mungkin aku menarik kembali janjiku, dan takkan mungkin juga mereka membiarkanku terlepas begitu saja. Di sisa 2 hari tersebut kulakukan latihan semaksimal mungkin, dan akhirnya membuahkan hasil juga. Aku sedikit tahu gaya mereka dalam mengalunkan nada, aku tahu tempat mereka mengisi nada-nada indahnya, dan aku tahu mereka juga masih banyak kekurangan, sama seperti permainanku. Kita di Anugerahi Kelebihan dan Kekurangannya Masing-masing. Keyakinanku: "Saling meyakinkan merupakan salah satu cara untuk mengisi setiap kekosongan yang ada".
Melky Rahmat Azi
Hari, tepatnya malam dimana kami menunggu panggung pagi yang sudah tertata dengan rapih: Aku datang mengujungi komunitas mereka, berjabat tangan satu-persatu dengan ucap sambut seperti kawan lainnya. Sejenak menghela nafas, kebanyakan yang kulihat (pemburu acara) mayoritasnya anak remaja berusia 15-20 tahun, hanya beberapa 20 tahun ke atas, bahkan ada yang lebih anak-anak lagi. "Aku serasa muda, apa mereka yang belum pantas berdewasa?" Pantaskah se-usia mereka berlalu-lalang dengan keadaan dan waktu se-malam ini? Tanyaku dalam hati. Selang beberapa jam kemudian mataku sudah rindu suasana kamar yang nyaman, dan akhirnya terpaksa ku ikuti kinginannya.
Melky Rahmat Azi
Berkendara Souls Hijau, jaket kulit hitam menghangatkan tubuh menghempas dinginnya angin malam. Pikirku akhirnya melepas semua tanya-jawab tentang si (pemburu acara), yang aku tahu "Setiap orang pernah nakal, ingin merasa kebebasan, dan akan kembali saat mereka tahu siapa jati diri mereka yang sebenarnya. Hidup itu terasa berarti setelah kita tahu apa yang sudah kita perbuat". Pastilah kalian tahu maksudku. Positif dari perjalanan malam ini begitu sangat-sangat berarti: Kita dapat menemukan banyak teman, kita dapat memper'erat silaturahmi dengan banyak orang, namun ingat, tetap ber'ETIKA!
Formasi OURNOISE Sebenarnya
Selepas tidur pulas alarm-ku berbunyi, lagi-lagi alarm tak mampu mengalahkan semangatku menyambut pagi. "Bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi ku tolong ibu, membersihkan tempat tidurku". Jangan ikut bernyanyi, cukup aku saja seorang lelaki yang siap menghadapi puncak acara. Aku datang tak terlalu pagi, tak terlalu siang, bahkan tidak di sore hari. Aku bermain di ruangan yang selebar lapangan futsal pada umumnya. Dari kejauhan terlihat sekumpulan orang yang menikmati acara musik ini. "Ternyata musik mampu menemukan penikmatnya". Berkata dalam hati dengan sedikit senyum tenang. 

Beberapa langkah sebelum kaki menginjak arena: beberapa kawan menyambutku dengan penuh rasa gembira dan percaya diri. Darisinilah aku mulai ber-ambisi, "Aku tetaplah aku, akan ku-nikmati apa yang akan aku tunjukan". Masalah si (pemburu acara), sudah pasti menikmati, toh mana mungkin datang kalau tidak untuk berdendang.
Melky Rahmat Azi
Dag-dig-dug Dag-dig-dug detakan jantung semakin keras saat beberapa grup band menghentak-an suara drum-nya. Uhhhh rasanya ingin segera berada di atas panggung, menikmati dan melihat kalian para penikmatnya. Akhirnya, nama grup band yang ku isi di panggil juga. Semangat-semangat-semangat "Hanya itu yang terus terucap dalam hati saat kaki melangkah menaiki panggung". Tepat di atas panggung: masing-masing dari kami mengatur suara alat musik-nya, termasuk aku. Tak lupa juga dengan selendang yang harus nyaman di atas pundak.

Di atas panggung: Perasaan se-bahagia ini belum pernah kutemui, melihat banyak orang menikmati apa yang aku dan Ournoise mainkan. Saking terpesona-nya, hampir saja aku terhenti, lepas kendali, dan keluar dari konsep yang seharusnya. Namun dengan sedikit kelihaian, jariku mampu menemukan kembali jalan yang sudah terkonsep matang-matang sebelumnya. Untuk kalian: Bomz, Bamz, Dan, Ded, Raka, terutama Iyad selaku Bassis OURNOISE, tak lupa juga buat Pepi, terima kasih atas kepercayaan-nya.
Akhirnya tepat juga di akhir acara. Aku, tadi mampu beradaptasi diantara ratusan penonton, mampu membawakan 2 lagu yang mereka tugaskan minggu lalu, bibirku tersenyum gembira dengan pengalaman ini. Walau sedikit gemetar di atas panggung, namun aku bangga dapat menyelesaikan tugasku dengan baik. Benar-benar bisa ku percaya "Ternyata aku mampu keluar dari zona nyaman, dan dapat posisi lebih nyaman lagi dibanding sebelumnya".  Selain lebih akrab dengan OURNOISE, aku juga dapat teman baru lainnya di acara musik yang baru hari ini kusinggahi (17 April 2016). Percaya!!! Melakukan hal-hal diluar kemampuan kita adalah salah satu pemompa untuk menuju hidup yang lebih baik lagi. 'Titik Dua Kurung Tutup'

Acara Musik HALIKKUKAMI 17 April 2016
Ournoise Band : Bomz (Drum), Dan (Guitars 1), Bamz (Guitars 2), Ded (Vocal), Melky (Additional Bass Players)