Search Icon

Friday, January 29, 2016

Pecahnya Rindu Adinda

   
Melky Rahmat Azi-Apa kalian tahu siapa Adinda? Adinda itu merupakan salah satu cewe yang aku taksir ketika ia masih di bangku SMP. Sosok Adinda saat itu berkulit hitam dan berambut panjang, ditambah lagi sikapnya yang cuek terhadap cowo. Coba bayangkan, kenapa aku bisa sampai jatuh hati kepadanya?! Awal bertemu sih biasa-biasa saja, dia ataupun aku tak pernah ada kejanggalan, kita saling menyapa dan memberi senyum satu sama lain. Namun apa yang terjadi?


Semakin lama kulihat sosok dirinya, perasaan ini berkata lain, seolah-olah dia bukan manusia atau cewe biasa, (mungkin lebih tepatnya lagi penampakan sosok power rangers). Ini hanya cerita dulu, yang mana ketemu cewe bisa dibilang jatuh cinta, pacar, ataupun yang lainnya. Kalian semua juga pasti pernah mengalami perasaan seperti itu. Walaupun tidak di ungkapkan secara resmi, namun kita tetap bangga mengakui bahwa orang yang kita cintai adalah pacar kita, soal dia-nya terserah, yang penting kita mencintainya.

Dia, Adinda Rahmawati menjadi salah satu orang yang aku segani. Bagaimana tidak, sedikit saja aku salah berbicara kepadanya, hilanglah sudah kesempatan untuk mendekatinya. Aku dan dia hanya bertemu sekali atau dua kali dalam seminggu, itu pun tidak lama, hanya beberapa jam jika ia mendapati tugas dari gurunya. Salah satu guru Adinda waktu SMP adalah Bibiku sendiri. Jadi saat ia mengerjakan tugas ke rumah Bibiku, tentu saja aku bisa mencuri-curi pandang lebih banyak lagi. Huhhhh...... rasanya waktu itu tak dapat bicara, hanya mampu melihat dan mencoba agar dia memberi senyum manis kepadaku. 
Melky Rahmat Azi
Seiring waktu berlalu, datanglah saat-saat yang tidak aku inginkan, Perpisahan. Yah perpisahan sekolah. Mungkin saat itu aku terlihat centil, seorang cowo yang menyayangkan akan datangnya sebuah perpisahan sekolah. Padahal itu jelas bukan acara perpisahan sekolahku  sendiri. Saat itu aku membayangkan: mungkin tidak akan bertemu dengan Adinda lagi, tidak dapat memperhatikannya di balik jendela, dan semuanya akan hilang begitu saja? "Tidak, jangan patah semangat, namanya cinta harus diperjuangkan" kataku dalam hati sambil melamun.

Oh iya, aku belum ngasih tau alasan sebenarnya kenapa aku menyukai Adinda. Kalau di bilang hitam memang iya, di bilang cuek juga iya. Tapi, asal kalian tahu, Adinda itu hitamnya natural, atau lebih tepatnya lagi hitam manis, dan pendiam itu bukan berarti ia sombong, namun berwajah anggun dan bawaannya tenang, bisa dibilang kalemmm. Nah itulah Adinda, wanita yang aku cintai saat dulu, entah untuk sekarang. 
 
Beberapa waktu kemudian setelah berakhirnya acara perpisahan sekolah, Adinda pun kembali melanjutkan sekolahnya. Aku sendiri mendengar berita ini dari salah satu temannya, entah ia sekolah kemana, ke luar angkasa atau mungkin ke negri dongeng. Perasaanku saat itu benar-benar terpukul, hanya dapat merasakan jatuh cinta namun tak dicintai. Tapi memang seperti itulah yang harus dialami saat seusia itu.

Semakin lama tak jumpa dia, tentu saja otaku perlahan pulih kembali. Seperti THOR yang mampu mengangkat Palunya kembali, Terbebas dari rasa cinta dan rasa ingin memiliki. Di tinggalkan itu memang sakit, tapi perlahan sakit itu akan kalah dengan sibuknya aktifitas. Aktifitas saat itu terbilang cukup padat, sehingga otaku tak lagi cukup menampung ingatan Adinda. "Ini bukan untuk dilupakan, namun hanya menyimpan dan mengambilnya kembali". Pikirku dalam hati.

Hari-Minggu-Bulan, dan tahun terlewati begitu saja, tanpa ada sedikitpun kenangan tentang Adinda. Namun waktu tak disangka memberikan hal yang istimewa, saat ku buka jejaring social facebook, kutemukan salah satu foto yang terlihat mirip dengannya. Awalnya sih ragu, namun saat kubuka foto itu akhirnya tertujulah pada profil miliknya. Bersyukur sekali namanya masih tetap sama Adinda Rahmawati, bukan ceu edoh, iroh atau yang lainnya, dan dari sanalah benih-benih rindu dimulai.
Melky Rahmat Azi
Kukirim pesan, bertanya tentang ini itu sambil tak sabar menunggu balasan darinya. "Apa dia masih mengenalku, akan membalas pesan dariku, atau membiarkan rindu ini begitu saja." Tanyaku dalam hati. Bayangkan, siapa yang tidak senang jika dapat berkomunikasi lagi dengan orang yang kita cintai. Apalagi dalam waktu yang cukup lama, setahun, dua tahun, ataupun tiga tahun lamanya. Detak jantung ini semakin cepat seperti pantulan bola basket di atas lantai. Dag..,,dig..,,,dug..,,,dag....dig.... Dug.....

Tak di duga, ternyata bola basket itu masuk ke jaringnya. Akhinya pesanku dibalas dan ditanggapi dengan ramah. Setelah ada balasan tersebut, akhirnya tambahkan teman facebook yang tertuju. Aku pun dapat melihat foto-foto terbarunya setelah ia menerima pertemanan facebook yang ku kirim sebelumnya.

Setelah chat panjang lebar bicara tentang ini tentang itu, ku pinta lah nomor handphone-nya dia. Aku sih memintanya dengan alasan agar dapat mudah menghubungi Adinda jika ada perlu, padahal sebenarnya aku ingin terus mengobrol dan lebih dekat lagi mengenalnya, hanya saja waktu itu tak berani. Mana mungkin baru dapat nomer handphone langsung curhat tentang perasaan dulu, emangnya guwe cowo gampangan.

Tidak, aku tidak langsung membicarakan tentang perasaan dulu, yang kulakukan setelah itu hanya melihat-lihat foto dan aktifitas di jejaring social media miliknya, dari mulai YouTube, twitter, facebook, soundcloud, dan yang lainnya (Kepo). Tak diduga, tiba-tiba mataku mengarah pada salah satu posting yang terlihat sangat menarik. Soundcloud. Ia membagikan akun soundcloud miliknya ke dinding profil facebook miliknya sendiri. Terbukalah itu, dan ternyata suaranya Adinda benar-benar merdu. Beuuuuhhhhh aku pun tak percaya kalau itu benar-benar suara dari orang yang aku rindukan.

Nah, akhirnya ide brilian-ku muncul begitu saja. Sepertinya memang tuhan akan mempertemukan kita kembali, namun dengan perasaan yang berbeda. Lamunanku berbicara seperti itu. Setelah kutahu ia memiliki suara merdu, terlontarlah ajakkan agar dia mengunjungiku, bernyanyi bersama alat tempur terbaik-ku. Setidaknya aku bukan pemuda yang ketinggalan zaman, punya sedikit gaya, dan mampu memainkan alat musik piano dan gitar. Walaupun itu hanya sedikit, tak apalah sebagai salah satu penghibur diri dan pemikat wanita. 
Melky Rahmat Azi
Seminggu kemudian setelah kita menjadwalkan pertemuan, akhirnya ia datang dengan wajah dan tampilan terbaru, mungkin lebih dibilang kekinian. Kami pun masuk ke markas tempat orang-orang jahat berkumpul. Kita membicarakan lagu yang akan dinyanyikan, walaupun sedikit ku alihkan pembicaraan agar mengingat waktu dulu. Ah ternyata ia tidak begitu tertarik dengan flash back, jadi ku fokuskan agar tetap berada di jalur yang sudah ditentukan sesuai janji kemarin-kemarin. (Aku Bernyanyi, Kamu Memainkan Alat Musik).

Tak lama kemudian Ia pun berpamit pulang dan janji akan menemuiku setelah aku hapal lagu yang ia sukai. Hmmm sedih dicampur gembira juga. Coba saja dia bercerita tentang zaman sekolah SMP nya dulu, mungkin kan ku selipkan sedikit kata-kata gombal. Aku tuh dulu cinta sama kamu lho, aku tuh sayang sama kamu lho, oh iya, aku tuh dulu suka curi-curi pandang dibalik jendela, eh iya dulu aku penggemar beratmu lho. Ahhhhhhh ternyata kata-kata itu kusimpan dalam-dalam lagi.

Seminggu kemudian ia datang lagi ke rumahku, menagih janji yang akan ku tepati. Aku dan Adinda membuat satu lagu cover miliknya Avril Lavigne-Im With You. Oh iya, Adinda orangnya suka sekali sama Avril Lavigne, sampai-sampai nama di KTP nya pun mau di ganti jadi Adinda Rahmawati Putri Avril Lavigne. Namun ibunya melarang keras agar ia tak boleh mengganti namanya. Ya iyalah jelas, secara Adinda Rahmawati bukan Putrinya Avril Lavigne. Akhirnya niat Adinda tak jadi mengganti namanya.

Kami pun (Melky, Adinda, dan Aji keponakanku) merekam lagu dan menjadikannya video, lalu menyimpan video tersebut di akun pribadi milik kita masing-masing.  
Yang aku ingin katakan pada Adinda sekarang ini adalah:
Din, sejauh apapun kamu melangkah, aku tetap mendoakan yang terbaik, bukan karena aku mencintaimu dulu, namun semua orang yang kenal denganku berhak mendapat doa yang terbaik dariku. Sudahlah, ini hanya ceritaku untuk mewarnai hidup, jika aku merisaukanmu dulu, harap memakluminya. Aku mungkin dulu begitu, namun bisa lebih begitu juga dari sekarang. Tapi, tidak untuk cinta yang membuatmu bosan dan pengap. Sekarang aku manusia biasa yang mampu berbicara apa adanya, seperti kawan-mu yang lainnya. Ku anggap kau saudara yang pernah berarti dulu, dan semoga lebih berarti lagi untuk waktu yang lebih lama. Jadilah Adinda yang special, namun jangan seperti Martabak Special yang bumbunya itu-itu saja. Akhirnya Rindu ini Pecah saat pertemuan itu.